Cari Blog Ini

Rabu, 13 Juni 2012

Jelang Denmark vs Portugal

Olsen: Tiket Perempatfinal Rasa Juara '92

sports.okezone.com
L’VIV – Kemenangan 1-0 atas Belanda di partai perdananya di Grup B atau yang kerap disebut grup neraka, belum menenangkan træner Denmark, Morten Olsen. Mampu lolos ke fase delapan besar dianggap masih mimpi. Tapi jika berhasil, tentu perasaan hati dianggap sepadan dengan gelar Euro 1992.

Pada hajatan Piala Eropa dua dekade silam tersebut, tim Dinamit Denmark yang tampil sebagai kontestan wild card menggantikan Yugoslavia, tak pernah disangka akan melaju ke partai puncak, apalagi memenanginya.

Tapi hal yang dirasa tak mungkin, menjadi kenyataan kala Kaptajn Denmark kala itu, Peter Schmeichel mengangkat trofi Henry Delaunay tinggi-tinggi di stadion Ullevi, kota Gothenberg, Swedia dengan mengandaskan tim kuat Jerman 2-0.

Olsen mungkin belum berani untuk bermimpi setinggi itu lagi. Tapi bagi eks-midtbanespiller (gelandang) Denmark itu, mampu meraih tiket lolos dari grup maut kali ini, memiliki kesepadanan perasaan dengan capaian mester Eropa tahun 92’ tersebut.

”Jika kami mampu lolos dari babak grup ini, rasanya akan seperti memenangkan turnamen ini di tahun 1992. Tapi tentu kami tak bisa dibandingkan dengan Denmark 1992. Kadang anda sukses dan kadang anda gagal,” ungkapnya, seperti dinukil The World Game, Rabu (13/6/2012).

Portugal akan menjadi lumbung poin, sekaligus perangkap yang tak mengenakkan bagi tim berjuluk Olsen Banden tersebut, tergantung dari bagaimana hasil yang didapat dari 90 menit pertandingan.

Sukses di debut Euro 2012 atas Belanda, memang membludakkan euforia di skuadnya, tapi Olsen tak ingin anak-anak asuhnya terlalu terbuai. Denmark masih dianggap beruntung, sementara Portugal dinilai hanya tak beruntung usai kalah 0-1 dari Jerman. Itu artinya Selecção dan Quinas bukan lawan sembarangan.

“Kemenangan atas Belanda membangkitkan euforia dan membangun kepercayaan diri yang tinggi, tapi kami tak boleh lalai sekarang. Portugal hanya tak beruntung saat melawan Jerman, sementara kami membutuhkan keberuntungan kami sendiri,” tambah pria kelahiran Voldingborg, 62 tahun silam tersebut.

“Tapi kami punya tim yang mau bekerja keras. Tim lain punya banyak bintang, tapi kami punya satu unit kekuatan tim. Memang tiga poin ini membuat kami lebih dekat untuk lolos dari grup, tapi kami belum sampai di babak perempat final,” tuntasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar