Cari Blog Ini

Rabu, 13 Juni 2012

Jelang Belanda vs Jerman

Detik-detik Perbaruan Rivalitas Jerman-Belanda

sports.okezone.com
Rivalitas Tiada Batas Jerman vs Belanda
PERSOALAN keabadian rivalitas, mungkin perseteruan Jerman-Belanda hanya bisa disangi Inggris-Prancis. Tapi kalau soal rivalitas yang tertular sentimen hasil fakta-fakta sejarah, tak ada yang menyamai dua negara yang serumpun itu.

Akibat pendudukan Jerman Nazi di era perang dunia kedua, sakit hati Belanda tak kunjung usai hingga kini. Mungkin di lapangan, para pemain kedua tim itu nampak biasa saja. Tapi tidak jika kita mampu masuk ke lubuk hati para punggawa De Oranje sejak rampungnya perang dunia kedua.

Pencetus Total Football, Rinus Michel saja tak mengusung kata-kata lain selain, ‘football is war’ atau yang berarti, sepakbola adalah perang, ketika kedua bentrok di lapangan hijau. Sementara legenda Jerman, Franz Beckenbauer mencoba lebih diplomatis dengan mengatakan pertemua keduanya sebagai sepakbola dalam form yang paling murni.

Lantas, bagaimana kumandangan komentar pemain atau legenda lainnya jelang pertemuan keduanya di laga Brup B, Kamis dini hari mendatang? Himpunan komentar yang dilansir BBC, Selasa (12/6/2012) ini bisa menjelaskan, seluas apa sentimen perseteruan keduanya.

Bert van Marwijk (Koets Belanda):
Laga Jerman versus Belanda akan selalu menjadi partai yang spesial. Saya takkan melewatkannya demi apapun. Pertemuan keduanya selalu mengembuskan kelas, emosi dan tensi terbaik sepakbola,”.

Bert Vogts (Verteidiger Jerman Barat (1967-1978):
Mengapa kami harus merasa berbeda dengan orang Jerman? Keduanya bagaikan Inggris vs Skotlandia, dengan kami sebagai Inggris-nya,”.

Patrick Kluivert (Aanvaller Belanda 1994-2004):
Pertemuan keduanya selalu tentang sejarah. Di lapangan, para pemain selalu saling menghormati – tapi itu tak selalu terjadi. Rivalitas keduanya akan abadi, tapi yang terpenting adalah, setiap pemain harus bermain bagus dengan permainan yang adil. Segalanya harus didasarkan tentang sepakbola,”.

Ruud van Nistelrooy (Aanvaller Belanda 1998-2011):
Sejarah akan selalu berperan, baik sejarah itu sendiri maupun sejarah sepakbolanya. Itulah alasannya laga keduanya selalu sarat kepentingan. Tapi sekarang (perang dunia II) sudah berlalu 60 tahun. Anda tak harus membesar-besarkannya. Emosi memang akan tinggi, tapi itu semua hanya tentang memburu kemenangan dalam sepakbola,”.

Wim van Hanegem (Middenvelder Belanda 1968-1979):
Saya tidak suka orang Jerman, saya membenci mereka. Mereka telah membunuh keluarga saya, Ayah saya, saudari saya dan dua saudara saya,”.

Karl-Heinz Rummenigge (Stürmer Jerman Barat 1976-1986):
Tekanan pertandingan keduanya luar biasa. Pers selalu membesar-besarkan rivalitas lama. Saya menyayangkan bahwa Belanda memanfaatkan sepakbola sebagai ungkapan kebencian terhadap kami dari perang dunia kedua,”.

Ruud Gullit (Aanvaller Belanda 1981-1994):
Kami memberikan kebahagiaan kepada generasi yang lebih tua, saya melihat emosi mereka, saya menyaksikan air mata mereka (ketika Belanda menang di final Euro 1988 dari Jerman Barat),”.

Wesley Sneijder (Spelbepaler Belanda 2003-sekarang):
Inilah laga sebenarnya. Laga terbesar bagi Belanda. Saya tumbuh menyaksikan pertandingan-pertandingan seperti ini di televisi dan saya selalu tahu bahwa ada yang berbeda dari partai ini. Saya memimpikan bermain dan mencetak gol kemenangan atas Jerman,”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar