Cari Blog Ini

Kamis, 26 April 2012

Belum Saatnya Lagi, Ronaldo...

detikSport

Madrid - Sudah hampir empat tahun sejak terakhir kali Cristiano Ronaldo mengangkat trofi Liga Champions. Sial bagi Ronaldo, penantian untuk kembali mengangkat trofi itu belum akan berakhir tahun ini.

Palu sudah diketuk. Real Madrid sudah dinyatakan tak akan tampil di final Liga Champions lantaran kalah adu penalti dari Bayern Munich, Kamis (26/4/2012) dinihari WIB. Padahal, CR7 sempat membawa El Real unggul dua gol tanpa balas lebih dulu.

Ronaldo memang begitu. Terlepas dari anggapan bahwa ia adalah pemain yang egois, bintang asal Portugal ini juga kerap menjadi pembeda pada sebuah laga. Ia acap kali tampil oke saat dibutuhkan tim, namun tak jarang juga melempem pada saat krusial. Ambil contoh pada akhir pekan lalu, di mana ia menjadi penentu kemenangan Madrid pada saat menaklukkan Barcelona 2-1. Hasil tersebut membuat Los Blancos kini unggul tujuh angka atas Los Cules dan membuat mereka kian dekat menjadi juara La Liga musim ini.

Bagaimana dengan sisi buruknya? Empat tahun silam, Ronaldo membawa Manchester United unggul 1-0 atas Chelsea pada final Liga Champions di Moskow. Skor tersebut kemudian berubah menjadi setelah Frank Lampard menjelang babak pertama habis. Singkat cerita, dengan skor sama kuat 1-1, laga pun dilanjutkan ke babak adu penalti. Lalu, majulah si pengguna kostum nomor 7 ini sebagai algojo ketiga 'Setan Merah'.

Ia maju satu langkah... lalu berhenti. Ia maju satu langkah lagi.. dan barulah tendangan dilepaskan. Sial baginya, Petr Cech berhasil membaca arah tendangannya. Kiper asal Republik Ceko itu pun dengan sempurna membloknya. Ronaldo terdiam.

Selanjutnya, algojo miliki MU maju satu per satu dan tak ada satu pun yang gagal. Andai penalti John Terry tidak gagal malam itu, maka entah apa yang terjadi pada Ronaldo. Dikritik? Dihujat? Entahlah. Yang jelas, ketika Edwin Van der Sar sukses memblok penalti Nicolas Anelka, Ronaldo pun langsung tertunduk di lapangan... tak mampu lagi menahan air matanya.

Tapi, Ronaldo bukan pemain yang buruk. Statistik menunjukkan bahwa dalam dua musim terakhir ia mampu mencetak dua digit gol dengan kepala lima. Ini jauh lebih baik daripada ketika ia berkostum MU, di mana ketika ia mencetak 42 gol dalam semusim saja sudah luar biasa. Secara gelar, Ronaldo jauh lebih bergelimang bersama The Red Devils, namun secara individu ia adalah orang yang lebih hebat bersama El Real.

Bersama MU, ia sudah pernah merasakan gelar Premier League, Piala FA, Piala Carling, Liga Champions, Piala Dunia Antarklub, hingga sederet penghargaan individu. Ini juga yang kemudian menjadi alasannya hengkang dari Old Trafford, karena ia sudah hampir memenangi semuanya bersama MU. Tetapi bersama Madrid, baru trofi Copa del Rey 2010/2011 yang pernah diangkatnya--kendati ia berpeluang besar mengangkat trofi La Liga di akhir musim ini.

Ronaldo, sama seperti para pemain yang berlaga di semifinal Liga Champions lainnya, tentu juga ingin mengangkat trofi Liga Champions. Tetapi, apa daya, Madrid gagal melangkah lebih jauh. Padahal, ia sudah memulai dengan sempurna. Dua golnya, satu melalui titik putih dan satu melalui sepakan akurat, membawa Madrid unggul 2-0 secara skor dan 3-2 secara agregat. Tetapi, penalti dari Arjen Robben seperti membuyarkan segalanya. Madrid tak mampu lagi menambah gol dan, sebaliknya, Bayern tampil rapi. Die Roten tampil dominan secara ball possession plus mampu melepaskan tembakan lebih banyak.

Dua gol Ronaldo ke gawang Bayern mengakhiri paceklik golnya ke gawang tim-tim asal Jerman. Sebelum laga dinihari tadi, ia sudah dua kali menghadapi tim asal Jerman dan dua-duanya berakhir dengan kekalahan. Yang pertama adalah ketika MU ditekuk 1-2 oleh VfB Stuttgart pada 2003 dan yang kedua adalah ketika Madrid ditekuk 1-2 oleh Bayern pada pertemuan perdana pekan lalu. Ronaldo tak mencetak gol pada kedua pertandingan tersebut.

Catatan lainnya, selain mengakhiri paceklik golnya ke gawang tim Jerman, kedua gol itu membuat pemain berusia 27 tahun ini menorehkan catatan 10 gol dalam 10 pertandingan Liga Champions. Tetapi, sama seperti di final tahun 2008, ia kembali melempem di adu penalti. Ronaldo didapuk sebagai penendang pertama Madrid dalam babak adu tos-tosan itu. Yang selanjutnya terjadi, tendangan pesepakbola termahal sejagat itu mampu dihentikan Manuel Neuer.

Hasil ini bisa dibilang mengejutkan karena sesungguhnya statistik Ronaldo dalam mengambil tendangan penalti relatif bagus. CR7 selalu sukses mengeksekusi 25 penalti dari 26 kali kesempatan.

Tapi, apa daya. Pada akhirnya, memang belum saatnya lagi bagi Ronaldo untuk mengangkat trofi Liga Champions. Banyak yang menyikapi kegagalannya itu dengan pembelaan, termasuk Jose Mourinho. The Special One sampai-sampai membandingkannya dengan Lionel Messi, yang sehari sebelumnya juga gagal mengeksekusi penalti ke gawang Chelsea.

Ah, lagi-lagi Ronaldo dan Messi. Sama-sama dinilai sebagai pemain terbaik di dunia, sama-sama gila gol di La Liga, sama-sama tersingkir di babak semifinal, hingga akhirnya sama-sama gagal mengeksekusi penalti...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar