bola.okezone.com
ROMA - Federasi sepakbola Italia (FIGC) telah
merumuskan regulasi baru untuk memerangi kasus rasialisme yang tengah marak
terjadi di Italia. Hukuman berat pun siap menimpa pelaku rasisme.
Dalam pertemuan
yang dilakukan Selasa lalu, FIGC akhirnya mengeluarkan beberapa keputusan yang
bertujuan untuk memerangi kasus rasialisme yang terjadi di Eropa, khususnya
Italia dalam beberapa musim terakhir. Beberapa butir keputusan ini sudah
disetujui oleh otoritas sepakbola tertinggi di Eropa (UEFA).
Sebagaimana
dikutip Football-Italia, FIGC memutuskan bahwa, “Setiap orang/klub yang
terbukti menghina martabat manusia atau sekelompok orang, termasuk alasan
terkait dengan warna kulit, ras, agama atau etnis, akan menerima larangan
minimal 10 pertandingan atau sanksi lain yang dianggap tepat.”
Hukuman ini dua
kali lipat lebih berat jika dibandingkan tahun lalu yang hanya lima
pertandingan. Sementara jika sejumlah suporter terlibat dalam aksi rasisme, maka
klub akan menerima hukuman penutupan sebagian stadion mereka.
Jika hukuman yang
pertama tidak membuat jera, dan klub atau suporter kembali melakukan aksi rasis
untuk kali kedua, maka FIGC akan memberikan denda sebesar 50 ribu euro dan
pertandingan terpaksa digelar dengan kondisi tertutup (tanpa disaksikan
penonton).
Sementara itu,
berbagai aksi intimidasi (rasis) lainnya akan dihukum menggelar laga tertutup
lebih dari satu laga, dinyatakan kalah, pengurangan poin bahkan jika perlu
didiskualifikasi dari kompetisi.
Sementara yang
terakhir, jika kasusnya pertandingan dihentikan oleh wasit karena aksi rasis
atau ada perilaku diskriminatif, maka klub yang menjadi korban aksi rasis
tersebut, otomatis dinyatakan sebagai pemenang, atau istilahnya menang Walk Out
(WO).
Sepanjang musim
lalu, kompetisi sepakbola Italia, dalam hal ini Serie A memang kerap diwarnai
aksi rasisme. Dua punggawa AC Milan, Kevin Prince Boateng dan Mario Balotelli
merupakan beberapa di antara banyak pemain yang pernah jadi korban ejekan rasis
fans lawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar