"Beda Ideologi, Inter-Juve Sulit Berdamai"

sports.okezone.com

Foto: Mantan presiden klub Juventus Giovanni Cobolli Gigli/Ist

TURIN - Inter Milan dan Juventus masih terus terlibat perang terkait skandal Calciopoli. Mantan presiden klub Juve Giovanni Coboli Gigli menilai kedua klub tersebut sulit berdamai karena memiliki ideology yang bertolak belakang.

Seperti diketahui, saat ini Juve memang masih terus berupaya mengambil kembali gelar scudetto yang diambil Inter pada musim 2005-2006, lantaran terjerat skandal pengaturan skor (calcipoli) yang memaksa mereka turun kasta ke Serie B. Hingga detik ini, ketegangan kedua kubu pun masih berlanjut.

Inter dalam hal ini mengklaim bila mereka berhak menerima limpahan gelar scudetto tersebut karena tidak terbukti bersalah dalam skandal tersebut. Sementara di lain kubu, pihak Juve merasa bukan hanya mereka yang jadi aktor utama dibalik skandal tersebut. Inter juga disebutnya terlibat. Pihak Juve bahkan sempat menerbitkan bukti berupa rekaman telepon yang dilakukan presiden Inter Massimo Moratti dengan beberapa koordinator wasit.

Menyikapi perseteruan kedua klub yang tak kunjung usai, Gigli menilai bahwa Inter dan Juve memiliki ideology yang berbeda. Hal inilah yang disebutnya sebagai faktor utama yang membuat kedua klub elit Italia ini tak bisa memiliki hubungan yang harmonis.

“Konflik ideology antara Juve-Inter sulit diperbaiki,” tutur Gigli sebagaimana dikutip Football-Italia, Kamis (3/2/2011).

“Terlepas dari rasa hormat saya bahwa mereka (Juve-Inter) akan kembali terlibat dalam pertandingan, saya merasa kedua klub ini adalah musuh bebuyutan. Dan masing-masing dari fans mereka pun tak bisa saling menghormati satu sama lain,” tandasnya.

Hingga kini, otoritas sepak bola Italia  FIGC memang masih menyelidiki tuduhan keterlibatan Inter dalam skandal Calciopoli. Jika pada akhirnya La Beneamata terbukti terlibat, besar kemungkinan gelar scudetto akan dikembalikan kepada Juve. Tapi, tak menutup kemungkinan gelar tersebut dihanguskan (tidak ada yang dapat).