sports.okezone.com
BIRMINGHAM - Kasus
tindakan rasialisme yang dilakukan John Terry kepada Anton Ferdinand telah
menyita perhatian sebagian besar publik Inggris. Meskipun Terry akhirnya
dinyatakan tak bersalah, namun beberapa pihak masih tetap tidak terima dengan
perlakuan yang dilakukan Terry kepada adik Rio Ferdinand itu.
Striker Aston Villa, Gabriel Agbonlahor- yang sedikit berkulit gelap, rupanya tak mau ambil pusing dengan masalah tersebut. Ia mengatakan tidak akan menolak jika harus bersalaman dengan Terry, sebelum melakoni pertandingan Premier League.
Menurut Agbonlahor, sikap yang ditunjukkan oleh pesepakbola lebih penting daripada sekedar mengincar kemenangan. Pasalnya, apa yang dilakukan para pemain di lapangan bisa diikuti oleh anak-anak yang menonton melalui televisi.
“Para pemain seperti saya harus memberi contoh baik kepada anak-anak. Jika saya menolak jabat tangan seseorang, mereka melihat itu dan akan menirunya,” ujar Agbonlahor, seperti dilansir The Sun, Minggu (22/7/2012).
“Mereka mungkin akan berpikir (tidak salaman) tak apa-apa, karena mereka melihatnya di TV. Banyak anak-anak yang mencintai sepakbola dan mereka selalu menonton kami,” sambungnya.
“Itulah mengapa kami harus menjadi contoh role model yang baik. Hal itu jauh lebih penting daripada urusan mengincar poin dengan mencetak gol ke gawang lawan,” pungkas pemain berusia 25 tahun tersebut.
Permasalahan tidak dilakukannya jabat tangan ini juga terjadi pada kasus rasialisme yang melibatkan gelandang Liverpool Luis Suarez dan bek Manchester United Patrice Evra. Suarez, yang sebenarnya diduga sebagai pelaku justru menolak sodoran tangan yang dilakukan Evra.
Striker Aston Villa, Gabriel Agbonlahor- yang sedikit berkulit gelap, rupanya tak mau ambil pusing dengan masalah tersebut. Ia mengatakan tidak akan menolak jika harus bersalaman dengan Terry, sebelum melakoni pertandingan Premier League.
Menurut Agbonlahor, sikap yang ditunjukkan oleh pesepakbola lebih penting daripada sekedar mengincar kemenangan. Pasalnya, apa yang dilakukan para pemain di lapangan bisa diikuti oleh anak-anak yang menonton melalui televisi.
“Para pemain seperti saya harus memberi contoh baik kepada anak-anak. Jika saya menolak jabat tangan seseorang, mereka melihat itu dan akan menirunya,” ujar Agbonlahor, seperti dilansir The Sun, Minggu (22/7/2012).
“Mereka mungkin akan berpikir (tidak salaman) tak apa-apa, karena mereka melihatnya di TV. Banyak anak-anak yang mencintai sepakbola dan mereka selalu menonton kami,” sambungnya.
“Itulah mengapa kami harus menjadi contoh role model yang baik. Hal itu jauh lebih penting daripada urusan mengincar poin dengan mencetak gol ke gawang lawan,” pungkas pemain berusia 25 tahun tersebut.
Permasalahan tidak dilakukannya jabat tangan ini juga terjadi pada kasus rasialisme yang melibatkan gelandang Liverpool Luis Suarez dan bek Manchester United Patrice Evra. Suarez, yang sebenarnya diduga sebagai pelaku justru menolak sodoran tangan yang dilakukan Evra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar