sports.okezone.com
MILAN –
Usia yang sudah menginjak 30 tahun belum memupuskan asa kebangkitan karier Gaby
Mundingayi bersama Inter Milan. Pemain pinjaman dari Bologna itu menggondol
inspirasi dari sosok Claude Makélélé untuk bersinar membela Inter.
Mengapa Makélélé? Selain berasal dari tanah leluhur yang sama – Zaire (sekarang Rep. Demokratik Kongo), juga karena capaian prestasinya. Makélélé sukses mengantar tim nasional Prancis ke final Piala Dunia, meski sudah terhitung punggawa gaek.
Mudingayi mengagumi kekayaan pengalaman dan ketenangan serta kualitas fisik yang masih memadai yang dimiliki Makélélé. Ilham tersebut ingin dijadikan role model bagi Mudingayi, kala mengarungi petualangan Serie A bersama La Beneamata dengan status pinjaman, setelah empat musim berseragam Bologna.
“Saya tak punya pemain idola. Walau begitu, saya mencontoh Makelele yang selalu menjadi inspirasi saya. Saya mengagumi pemain yang punya kekuatan fisik dan mental seperti dirinya,” aku Mudingayi kepada La Gazzetta dello Sport, Sabtu (28/7/2012).
Sedianya, eks-pilar timnas Belgia itu tak pernah menyangka akan mendaratkan kariernya di usia ke-30 bersama Inter. Nasib telah mengubah jalan kariernya dan kini, tinggal bagaimana Mudingayi sendiri untuk bisa memaksimalkan antusiasmenya ke lapangan, agar allenatore Andrea Stramaccioni mempercayainya di skuad utama.
“Saya tak pernah menduga akan bergabung ke Inter. Saya selalu berlatih keras untuk berada di sini dan saya takkan punya kebimbangan komitmen berkontribusi untuk Inter,” sambungnya.
“Sesaat setelah mendengar Inter tertarik pada saya, saya mengatakan kepada agen saya bahwa saya ingin bergabung. Saya tak pernah mempertimbangkan tawaran lain. Menunggu hanya akan menjadi hal yang menyulitkan. Saya memang sudah ingin datang ke sini,” tambah Mudingayi.
“Saya akan selalu memberi kemampuan maksimal. Pelatih masih memutuskan posisi di posisi mana saya akan dimainkan. Apakah saya emosional? Tentu saja. Klub ini selalu mencapai hal hebat dan saya yakin musim ini, Inter akan mampu berbicara banyak,” tutup centrocampista berpostur 180cm tersebut.
Mengapa Makélélé? Selain berasal dari tanah leluhur yang sama – Zaire (sekarang Rep. Demokratik Kongo), juga karena capaian prestasinya. Makélélé sukses mengantar tim nasional Prancis ke final Piala Dunia, meski sudah terhitung punggawa gaek.
Mudingayi mengagumi kekayaan pengalaman dan ketenangan serta kualitas fisik yang masih memadai yang dimiliki Makélélé. Ilham tersebut ingin dijadikan role model bagi Mudingayi, kala mengarungi petualangan Serie A bersama La Beneamata dengan status pinjaman, setelah empat musim berseragam Bologna.
“Saya tak punya pemain idola. Walau begitu, saya mencontoh Makelele yang selalu menjadi inspirasi saya. Saya mengagumi pemain yang punya kekuatan fisik dan mental seperti dirinya,” aku Mudingayi kepada La Gazzetta dello Sport, Sabtu (28/7/2012).
Sedianya, eks-pilar timnas Belgia itu tak pernah menyangka akan mendaratkan kariernya di usia ke-30 bersama Inter. Nasib telah mengubah jalan kariernya dan kini, tinggal bagaimana Mudingayi sendiri untuk bisa memaksimalkan antusiasmenya ke lapangan, agar allenatore Andrea Stramaccioni mempercayainya di skuad utama.
“Saya tak pernah menduga akan bergabung ke Inter. Saya selalu berlatih keras untuk berada di sini dan saya takkan punya kebimbangan komitmen berkontribusi untuk Inter,” sambungnya.
“Sesaat setelah mendengar Inter tertarik pada saya, saya mengatakan kepada agen saya bahwa saya ingin bergabung. Saya tak pernah mempertimbangkan tawaran lain. Menunggu hanya akan menjadi hal yang menyulitkan. Saya memang sudah ingin datang ke sini,” tambah Mudingayi.
“Saya akan selalu memberi kemampuan maksimal. Pelatih masih memutuskan posisi di posisi mana saya akan dimainkan. Apakah saya emosional? Tentu saja. Klub ini selalu mencapai hal hebat dan saya yakin musim ini, Inter akan mampu berbicara banyak,” tutup centrocampista berpostur 180cm tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar