Detikhot
JKT48 (Noel/detikHOT) |
Jakarta - Fanatisme cowok-cowok berusia belasan
dan usia dewasa para Wota --sebutan untuk penggemar JKT48-- sudah diperlihatkan
oleh sutradara Awi Suryadi di awal film.
Tiga orang cowok
sibuk membersihkan diri di toilet umum. Ada yang gosok gigi, cuci muka, dan bahkan
ada yang bawa gayung sendiri untuk mandi, sambil berdiskusi tentang member
idola mereka masing-masing. Semua berusaha tampak ganteng dan wangi sebelum
bertemu idola mereka.
Adegan kemudian
beralih ke gedung teater. Puluhan penggemar yang hampir seluruhnya kaum Adam
tampak kompak meneriakkan yel-yel JKT48. Tak hanya itu, mereka juga memegang
light stick dan menggerak-gerakkannya dengan kompak.
Suasana dramatis
sebelum pertunjukan berubah ketika para Wota sadar yang hadir di atas panggung
dan yang ditunggu-tunggu oleh mereka ternyata bukanlah JKT48.
"JKT48 sudah
nggak ada, sekarang adanya BKT48," kata sosok perempuan dengan pakaian
unik seperti karakter Effie Trinket di film 'Hunger Games'. Dia adalah Miss
Kejora yang diperankan oleh Ayu Dewi. Dan kerumunan penggemar pun membubarkan
diri.
JKT48 menghilang
dengan misterius, dan disebut – sebut telah mengundurkan diri hingga teater pertunjukan
mereka diambil alih oleh Miss Kejora. Yang lebih mengundang tanda tanya lagi,
ternyata anggota inti JKT48 terdampar di sebuah kandang Komodo, yang
masing-masing mereka berada di dalam sebuah koper besar. Apa yang sebenarnya
terjadi?
Penonton kemudian
diajak mengikuti upaya para Member JKT48 merebut kembali tempat pertunjukan
mereka. Tentunya, usaha tersebut tak lepas dari bantuan para Wota yang selalu
berada di garis depan.
'Viva JKT48'
berusaha menggambarkan gejolak emosi yang terjadi antara Wota dengan idolanya,
dan sejauh mana tingkat fanatisme para cowok-cowok tersebut. Tentunya fanatisme
ini tak hanya digambarkan dengan pemakaian atribut JKT48, poster-poster yang
tergantung di dinding kamar, dan kerasnya teriakan dukungan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar